Proses Terjadinya Menstruasi Pada Wanita

Proses Terjadinya Menstruasi Pada Wanita

Pada umumnya, menstruasi merupakan sebuah kejadian yang alami dialami oleh para kaum wanita dan umumnya terjadi dalam sebulan sekali.

Durasi atau siklus terjadinya menstruasi (haid) biasanya membutuhkan waktu sebanyak 28 hari, namun tak berlaku untuk semua wanita karena pada umumnya masig-masing wanita memiliki periode yang berbeda.

Lantas, bagaimana sih sebenarnya tahapan yang berlangsung ketika menstruasi tiba? Penasaran? yuk lansung simak penjelasan berikut ini.

Proses Terjadinya Menstruasi Pada Wanita

Proses Terjadinya Menstruasi Pada Wanita

1. Fase menstruasi

Tahapan atau fase pertama yang akan dijalani seorang wanita saat hendak datang bulan adalah mengalami pendarahan selama 7 hari lamanya.

Ketika kamu mengalami mens atau haid, tubuh akan mengalami perubahan hormon, khususnya pada estrogen dan progesterone yang mengalami penurunan, sementara tubuh melepaskan hormone prostaglandin.

Penurunan hormone estrogen dan progesterone secara naik turun akan menyebabkan lapisan rahim luruh dan mengeluarkan cairan ketika sedang memasuki fase menstruasi.

 Di fase ini rahim akan melepaskan lapisannya karena sedang tidak dibutuhkan dan tak ada embrio yang sedang tertanam didalamnya.

Lama waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk menstruasi juga berbeda-beda, berkisar antara 3 hari sampai seminggu.

Saat mengalami menstruasi, seorang perempuan tak hanya mengalami pendarahan saja, melainkan beberapa gejala lainnya seperti kram atau nyeri perut, kembung, payudara menjadi lembut, munculnya jerawat, dan perubahan suasana hati. Untuk itu, dianjurkan bagi kalian untuk banyak mengonsumsi ikan, sayur, serta buah.

2. Fase folikuler

Fase berikutnya yang akan dialami oleh seorang wanita ketika mengalami haid atau datang bulan yakni disebut dengan fase folikuler.

Fase folikuler sering tumpang tindih dengan menstruasi, karena dimulai pada hari pertama menstruasi, dan berlangsung antara 10 hingga 16 hari.

Selama mengalami fase yang satu ini, tubuh akan megeluarkan sebuah hormon yang disebut dengan Follicle-Stimulating Hormone (FSH) yang dapat memicu pembuatan folikel di dalam ovarium, yakni sebuah kantung berisikan telur yang belum matang.

Selama proses ini berlangsung, setidaknya ada sekitar 10 folikel yang akan tumbuh dan melakukan kompetisi untuk bertahan hidup.

Nantinya, folikel yang paling kuat dan mampu bersainglah yang akan membentuk sel telur matang yang nantinya akan dibuahi oleh sel sperma, sedangkan folikel lainnya tidak mengalami perkembangan dan kembali diserap oleh tubuh.

3. Ovulasi

Fase berikutnya yang terjadi ketika seorang wanita mengalami menstruasi adalah mengalami ovulasi. Umumnya fase yang satu ini akan berlangsung sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi, atau sekitar seminggu setelah hari terakhir menstruasi.

Nantinya, folikel yang telah berubah menjadi telur berusia matang ini akan dilepaskan selama fase ovolasi berlangsung.

Setelah nya, sel telur akan bergerak dari ovarium menuju falopi, ditempat dimana ia memiliki kesempatan untuk dibuahi.

Proses ovulasi ini akan berlangsung selama sel terus sudah dilepaskan dan masih dalam keadaan aktif, yakni sekitar 12-24 jam.

Namun, perlu kamu ketahui bahwa apabila terdapat jendela selama waktu 3 hingga 5 hari di sekitar waktu ovulasi di mana kamu kemungkinan besar akan hamil jika melakukan hubungan seks tanpa pengaman.

Hal ini karena sperma dapat hidup di dalam perempuan hingga lima hari, menunggu sel telur matang yang lewat.

Selama ovulasi, kamu mungkin melihat cairan vagina menjadi bening dan licin mirip putih telur mentah. Sebagian perempuan merasakan nyeri di satu sisi tergantung ovarium mana yang melepaskan sel telur. Selain itu, libido meningkat di fase ovulasi ini.

4. Fase luteal

Fase berikutnya yang akan dialami oleh seseorang ketika berada difase menstruasi yakni mengalami fase luteal selama kurang lebih 14 hari.

Selama fase luteal berlangsung, sisa folikel berubah menjadi korpus luteum, yang pada dasarnya adalah kumpulan sel yang membuat hormon progesteron. Lapisan rahim pun menebal untuk mempersiapkan kehamilan jika sel telur dibuahi.

Fase ini juga merupakan fase pra menstruasi, sehingga tak jarang akan menimbulkan gejala sindrom pramenstruasi (PMS, umumnya terjadi pada hari ke-12 fase luteal. Gejala PMS antara lain kram, kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, kembung, perubahan gerakan usus, hingga susah tidur.

Komentar

Postingan Populer